Dalamlirik tersebut mengandung pesan dakwah yang sangat menarik untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui makna pesan dakwah dalam lirik lagu “Putih” dari band Efek Rumah Kaca. Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah apa pesan dakwah yang terkandung dalam lirik lagu “Putih” dari Band Efek Rumah Kaca. cash. Pembicaraan soal kematian dalam sebuah lagu merupakan narasi yang sudah lama terjadi. Kematian juga masih menjadi wacana tanda-tanda di ranah kebudayaan. Lewat lagu Putih, Efek Rumah Kaca memberikan kemungkinan bahwa kematian bukanlah akhir. Lagu Putih mencoba tidak memandang kematian sebagai hal yang harus dipasrahkan begitu saja, melainkan membayangkan “Esok kan bermekaran”. Putih adalah lagu nomer lima dalam album Sinestesia milik band Efek Rumah Kaca. Hampir dari semua karyanya, band Indonesia yang berasal dari Jakarta ini dikenal dengan lagu-lagunya yang menyentuh dan memotret soal keadaan sosial pada semua tingkatan. Pada lagu Putih yang rilis pada tahun 2015 ini, Efek Rumah Kaca mencoba untuk berbicara soal kematian dan menggambarkan tentang akhir dari perjalanan seorang manusia. Putih juga menegaskan kematian adalah keniscayaan, sebab banyak orang setuju jika kematian merupakan proses alami yang mustahil untuk dihindari, dan semua yang hidup memang nantinya akan mati. Sinestesia cover album Efek Rumah Kaca Seperti tokoh Aku dalam lagu Putih dikisahkan tengah bercerita tentang kematian dan kehidupan. Lagu yang ditulis oleh Cholil, Adrian, dan Akbar tersebut juga menyimpan banyak simbol. Dalam upayanya melihat kematian, Putih menyimpan simbol-simbol yang coba diuraikan secara gamblang, meskipun terdapat penggambaran simbol kehidupan yang tidak diuraikan secara jelas. Para penulis lirik seakan sangat berhati-hati untuk menceritakan sisi kehidupan, seperti pada penggalan lirik /Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian/ Pada lirik bagian pertama, lagu Putih menceritakan tentang tokoh Aku yang akan dan tengah berada dalam kematian. Pengkisahan tentang berjalannya proses kematian ini dilantunkan secara jelas dan sederhana. Tokoh Aku membicarakan perihal kematiannya dari satu kejadian menuju kejadian selanjutnya, antara lain mulai dari tiduran di Ambulance sampai menangis ketika tahlilan. Putih juga merupakan lagu yang memiliki dua narasi berbeda. Keduanya saling terkait dalam tema yang sama yaitu kematian. Terdapat dua teknik vokal yang saling mengisi pada lirik tersebut dan melantunkan lirik yang sama, yaitu nyanyian vokal dari Cholil dan deklamasi oleh Adrian. Tokoh Aku yang sedang berada di dunia alam lain dalam lagu ini diupayakan untuk hadir. Disertai menggunakan teknik deklamasi, tokoh Aku tampak menjadi lebih hidup dan realistis. Jika dilihat dari sudut pandang estetika, kehadiran teknik vokal tersebut berhasil memberikan kesan narasi yang cukup dalam tentang kematian. /dan kematian, keniscayaan/ Laa ilaaha illallah/di persimpangan, atau kerongkongan/ Laa ilaaha illallah/ Tiba-tiba datang, atau dinantikan/ Laa ilaaha illallah/ dan kematian, kesempurnaan/ Laa ilaaha illallah/ dan kematian hanya perpindahan/ Laa ilaaha illallah/ dan kematian, awal kekalahan/ Laa ilaaha illalah/ Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian/ Lirik di atas mencoba memperlihatkan upaya mendeskripsikan kematian dimana ada usaha untuk memberikan makna baru terhadap kematian, antara lain kematian sebagai kesempurnaan, kematian sebagai perpindahan, dan kematian sebagai kekekalan. Lewat lirik tersebut juga mempertegas asumsi bahwa kematian bukanlah sebuah akhir. Bagian selanjutnya adalah lirik Putih yang berbicara tentang relasi kematian dan kehidupan. Kehidupan diwacanakan menjadi bagian untuk melanjutkan narasi kematian. Dalam bagian ini, ada upaya melihat kehidupan sebagai bagian integral dari kematian. Berbeda dengan bagian pertama, setelah melampaui narasi kematian pada bagian kedua hanya memiliki satu teknik vokal. Putih mencoba memberikan gambaran yang pelik tentang kehidupan dimana segala warna kontras yang mustahil dihindarkan dalam kehidupan dipaparkan dalam beberapa aspek, antara lain lapar dengan kenyang’ akal dengan hati’, dan nalar dengan iman’. Dalam Ilmu Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya yang ditulis oleh Benny H. Hoed, ada penjelasan untuk melihat keterkaitan antara tanda dan makna. Tanda tesebut akan bersandingan dengan makna. Selain itu, apa yang dimaknai manusia mengenai hal di luar dirinya juga disebut dengan tanda. Jika dilihat secara struktur, lirik lagu Putih memiliki dua narasi yaitu mengenai kematian dan kehidupan. Masing-masing dihadirkan dengan asosiasi pemaknaan dalam lingkaran kebudayaan, kepercayaan, dan kemanusiaan. Pada bagian ini ada upaya untuk melihat bagaimana simbol tersebut disusun untuk membentuk suatu pemaknaan. Seperti pada lirik bagian pertama, Putih menyajikan simbol kematian dengan berbagai rangkaian makna. Kematian disusun berdasarkan makna dalam lingkaran kebudayaan dan kepercayaan. /Saat kematian datang/ Aku bebaring dalam mobil ambulance/ Dengar, pembicaraan tentang pemakaman/ dan takdirku menjelang/ Sirine berlarian bersahut-sahutan/ Tegang, membuka jalan menuju Tuhan/ Akhirnya Aku usai juga/ Mobil Ambulance menjadi pengambaran makna kematian dalam lingkaran kebudayaan. Mobil Ambulance biasanya kerap digunakan untuk menanggapi adanya bencana kemanusiaan. Dalam narasi Putih, Ambulance juga dapat dilihat sebagai kendaraan akhir sekaligus tempat kematian dari tokoh Aku. Dalam beberapa refrensi kebudayaan populer dan berbagai pandangan pada era sekarang, mobil Ambulance kerap dijadikan rujukan sebagai kendaraan menuju kematian. Entah kronologisnya mati karena tidak sempat diselamatkan ataupun mati kemudian dibawa ke rumah sakit. Selain mobil Ambulance, Pemakaman juga menjadi pengambaran dari simbol kematian. Dilihat dari lingkaran kebudayaan dan kepercayaan, pemakaman merupakan ritual dan perjalanan terakhir dari manusia selama hidup di bumi. Seperti pada penggalan lirik /dan takdirku menjelang/ Bagian lirik ini menjadi simbol kematian dalam lingkaran kepercayaan. Dalam beberapa kepercayaan, takdir dianggap sebagai suatu kepastian yang mustahil untuk dihindari. Salah satunya adalah takdir akan kematian. Kemudian pada lirik /Tegang, membuka jalan menuju Tuhan/ Bagian ini menjadi simbol kematian dalam lingkaran kepercayaan. Jalan menuju Tuhan dapat diartikan sebagai kepulangan kesisi-Nya, lalu dalam beberapa kepercayaan agama juga kematian kerap disamakan sebagai proses kepulangan menuju yang ilahi. Sementara itu pada lirik selanjutnya yaitu /Saat berkunjung ke rumah/ Menengok ke kamar ke ruang tengah/ Hangat, menghirup bau masakan kesukaan/ Dan tahlilan dimulai/ Doa bertaburan terkadang tangis terdengar/ Akupun ikut tersendu sedan/ Akhirnya aku usai juga/ Oh, kini aku lengkap sudah/ Tepatnya pada lirik /dan tahlilan dimulai/ Doa bertaburan terkadang tangis terdengar/ Kata tahlilan jika dilihat dalam lingkaran kepercayaan merupakan kegiatan mendoakan orang yang sudah tiada, biasanya proses tahlilan dilakukan selama tujuh hari dan juga pada hari-hari tertentu. Doa juga merupakan proses kepercayaan yang dimiliki oleh setiap orang yang beragama maupun tidak. Dalam kematian, doa kerap digunakan untuk melantunkan harapan untuk orang yang telah tiada. Tangis biasanya bentuk ekspresi manusia yang umum ketika menghadapi banyak perasaan, seperti kehilangan orang yang dicintai. Sebagai upaya menggambarkan keadaan, tangis dapat dilihat sebagai respon atas kematian. Namun, tangis’ tidak sertamerta hanya menyimbolan atas kematian. Selanjutnya di lirik /Akhirnya aku usai juga/ Usai merupakan lingkaran kebudayaan dengan pengambaran makna kematian. Dalam beberapa kebudayaan, kematian dianggap sebagai pelengkap dari proses perjalanan kehidupan manusia. Pada bagian kedua, Putih menyajikan simbol Kehidupan dengan berbagai pengambaran makna. Berbeda dari bagian pertama, simbol kehidupan disajikan dengan cukup metaforis dengan beberpa permainan tanda yang tidak atau kurang diperlihatkan cukup gamblang. Struktur lirik selanjutnya terlihat kronologis, mulai dari kelahiran sampai gambaran umum tentang karakteristik kehidupan. Seperti pada lirik /Lalu pecah tangis bayi/ seperti kata wiji/ disebar biji-biji/ disemai menjadi api/ Pada bagian lirik tersebut terdapat fase kelahiran yang dapat dipahami dari beberapa tanda. Seperti pemaknaan tangis bayi’ mewakili kelahiran dari manusia. Kemudian tangis’ digambarkan sebagai interaksi pertama seorang manusia setelah lahir dari rahim ibu. Selanjutnya kata biji’ yang secara metaforis diambil dari hasil perkembangbiakkan dari tumbuhan. Selain itu ada kata api’ yang pengambarannya adalah sebagai media paling kuno dan purba sekaligus menjadi energi utama dari kehidupan. Siaran Pers Sinestesia Efek Rumah Kaca /Selamat datang di samudera/ ombak-ombak menerpa/ rekah, rekah, dan berekah/ dalam dirinya, terhimpun/ alam raya semesta/ dalam jiwanya, berkumpul hangat surga neraka/ Seperti pada lirik “Selamat datang di samudera” yang diandaikan bagai putaran alam semesta, kematian digambarkan sebagai proses awal kehidupan. Lalu dengan perandaian samudera itu laut, bait di atas dapat dilihat sebagai penanda kelahiran atau datang di kehidupan. Selanjutnya ada Ombak yang mencerminkan situasi dan harapan dalam hidup. Gambaran ini seperti bayi yang tengah didoakan selepas lahiran. Bait diatas bisa saja menjelmakan tentang hakikat yang terapat pada manusia. Manusia dikelilingi oleh semesta, dunia, dan kehidupan yang terpusat dalam dirinya sendiri. Disamping itu manusia juga memiliki sisi kebaikan dan keburukan dalam dirinya yang saling mengisi. Sedangkan pada lirik selanjutnya yaitu / Hingga kan datang pertanyaan/ Segala apa yan dirasakan/ Tentang kebahagiaan/ Air mata bercucuran/ Pada bagian lirik ini Putih mencoba untuk berbicara mengenai karakter kehidupan. Putih juga berusaha mengulik dualisme dasar kehidupan manusia yaitu tentang kebahagiaan dan air mata. Kemudian disusul lirik / Hingga kan datang ketakutan/ Menjaga keterusterangan/ Dalam lapar dan kenyang/ Dalam gelap dan benderang/ Pada lagu Putih ini dimunculkan adanya emosi yang merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan. Dalam lirik tersebut terdapat pemaknaan Emosi manusia terhadap kehidupan. Kehidupan itu digamabrkan secara metaforis seperti lapar dan kenyang’,kemduian gelap’ dan benderang’. Lalu untuk menemukan warna kontras dari keduanya adalah dengan menekankan nilai-nilai universal yang hendak dijaga dalam keadaan apapun yaitu keterusterangan untuk menjalani kehidupan. Pada struktur lirik terakhir lagu Putih mencoba untuk berbicara mengenai emosi dan perasaan yang lebih kuat. /Tentang akal dan hati/ Rahasianya yang penuh teka-teki/ Tentang nalar dan iman/ Segala pertanyaan tak kunjung terpecahkan/ Dan tentang kebenaran/ Juga kejujuran/ Tak kan mati kekeringan/ Esok kan bermekaran/ Begitupun dengan akal dan hati, juga nalar dan iman, keduanya terihat selalu bersebrangan, namun kerap dapat berjalan beriringan. Mereka hadir dalam kehidupan manusia, begitupun dengan akal dan hati yang tidak pernah diketahui isinya. Sedangkan nalar dan iman menjadi alat yang cukup terbatas untuk menjawab atas banyak pertanyaan. Kebenaran dan kejujuran kerap selalu menjadi pedoman dalam kebudayaan manusia. Hampir semua orang kebanyakan berkejaran mencari kebenaran dan kejujuran. Pada bait diatas, kebenaran dan kejujuran diharapkan kehadirannya dalam kehidupan yaitu diandaikan seperti takkan mati kekeringan’. Sebab, harapan tentang masa depan akan selalu menjadi pedoman kehidupan, atau seperti diandaikan dengan esok kan bermekaran’. Putih mencoba membicarakan soal kemanusiaan, wacana kehidupan coba ditangkap dan dibangun dalam persoalan kemanusiaan. Antara akal dan hati, nalar dan iman, bahkan kebenaran dan kejujuran, mereka semua menguatkan wacana tentang kehidupan. Bahwa selain kematian ada yang esensial dan substansial, yaitu kehidupan. Putih membahas dua tema besar, kematian dan kehidupan. Keduanya hadir dalam permainan simbol dan berbagai pemaknaan. Bahwa selain kematian ada yang esensial dan substansial, yaitu kehidupan. Kematian juga digambarkan sebagai bagian alami dari kehidupan. Dan kehidupan digambarkan sebagai keadaan yang kompleks bagi manusia. Sebagai penutup, Putih layaknya sebuah narasi yang berupaya melihat hubungan antara kematian dan kehidupan. Keduanya dihubungkan melalui asosiasi makna dalam lingkaran kemanusiaan. Sampai pada akhirnya nanti tiba untuk bermekaran. Baik ataupun buruk dalam menyikapi soal hidup ataupun mati, entah itu direncanakan atau tidak sama sekali, keduanya sudah pasti akan tiba pada waktunya. Editor Tim Editor Sudutkantin GACYellow ClawOmiG-EazyWiz KhalifaKelly ClarksonYuraDrakeFaisHiVi Jum'at, 09 Juni 2023 1633 Efek Rumah Kaca Band Efek Rumah Kaca ERK bakal gelar pertunjukkan untuk album Rimpang ©istimewa - Grup musik Efek Rumah Kaca ERK akan menggelar sebuah pertunjukkan pada Kamis 27 Juli 2023 di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan. Pertunjukan ini merupakan bagian dari perayaan album baru ERK bertajuk Rimpang yang telah dirilis pada awal tahun 2023 dengan tema, ERK akan menyanyikan lagu-lagu yang terdapat di album Rimpang. Tak cuma itu, band yang beranggotakan Cholil Mahmud, Poppie Airil, dan Akbar Bagus Sudibyo itu akan membawakan lagu-lagu hits mereka dari atas panggung. 1. Kolaborasi ©istimewa Dalam pertunjukan ini, ERK berkolaborasi dengan Plainsong Live, promotor asal Jakarta yang dikenal luas karena festival penuh kesenangan Joyland Festival. "Plainsong Live adalah sekumpulan orang yang sama seperti banyak sekali penggemar musik di Indonesia yang menggandrungi Efek Rumah Kaca dengan kadar yang tidak wajar. Jadi, ketika ada peluang untuk menggelar Pertunjukan Rimpang, ya langsung kami buat saja," ujar Ferry Darmawan dari Plainsong Live. 2. Dipresentasikan Di Depan Banyak Orang Sementara vokalis yang juga gitaris ERK, Cholil Mahmud menyebutkan, album Rimpang perlu dipresentasikan di depan orang banyak. Agar pesan-pesan di dalam lagu tersebut bisa tersampaikan dengan baik kepada pendengar. "Yang paling penting, bagi Efek Rumah Kaca, materi album Rimpang perlu dipresentasikan dengan baik supaya pesan yang dikandungnya juga sampai pada publik,” kata Cholil Mahmud. "Kami ingin idenya menjalar dan membawa pengalaman yang terekam baik untuk semua orang yang hadir nanti," sambung Poppie Airil. Pertunjukan Rimpang sendiri berkapasitas orang. Calon penonton kini hanya tinggal bisa memilih kelas, seperti festival, dan kelas tribune yang terbagi menjadi 3. kpl/far/dwn 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID BJBLGq01Xjl_w7hneqFK3f-buJl5S4eMxTgrzV1pa26sqkvel7ljfw==

lirik lagu putih efek rumah kaca